Sabtu, 19 Oktober 2013
Rabu, 06 Maret 2013
Makalah Sistem perkemihan
SISTEM PERKEMIHAN (URINARIA)
Makalah
SISTEM PERKEMIHAN (URINARIA)
Disusun oleh :
Yana Mariana
Program Studi S1
Keperawatan
STIKES KARIMUN
T.A 2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kita sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Anatomi
Sistem Perkemihan (Urinaria)”
Makalah ini dibuat untuk
melengkapi persyaratan Ujian Semester mata kuliah anatomi yang berisikan tentang informasi Anatomi Sistem Perkemihan manusia beserta penyakit
atau kelainan yang ada pada system Urinaria.
Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu di harapkan demi kesempurnaan
makalah ini
Akhir
kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……..………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang …………………………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan Penulisan
……………………………………………………………………….. 1
1.3 Rumusan Masalah
………………………………………………………………………. 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ginjal ……………………………………………………………………………….. 2
2.1.1 Struktur ginjal ………………………………………………………………………. 2
2.2
Ureter ………………………………………………………………………………. 3
2.3 Vesika urinaria ……………………………………………………………………... 5
2.3.1 Lapisan otot vesika urinaria ………………………………………………………… 5
2.4 Uretra ………………………………………………………………………………. 6
2.4.1 Uretra pria ………………………………………………………………………….. 6
2.4.2 Uretra wanita
……………………………………………………………………….. 7
2.5.1 Infeksi Saluran Urogenital …………………………………………………………. 8
2.5.2 Penyakit Glomerular ……………………………………………………………….. 9
2.5.3 Obstruksi
Saluran Kemih …………………………………………………………… 9
2.5.4 Gagal Ginjal ………………………………………………………………………… 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………. 10
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………………………… iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem
urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan
oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
1.2 Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
Posisi Letak Organ dari system Perkemihan
2.
Mengetahui Kelainan yang terdapat pada Sistem Perkemihan
1.3 Rumusan Masalah
1. Pengertian dari Masing-masing organ yang
berkaitan dengan Sistem Perkemihan
2. Letak Organ Sistem Perkemihan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Ginjal
Ginjal
adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di
belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung
pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada
dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
2.1.1 Struktur ginjal
Setiap
ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri
dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan
korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla
(subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak
kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut
papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah
renalis 15-16 buah.
Garis-garis
yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil
dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti
satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius
(papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat
menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke
ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk
simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen
yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari
ginjal ke vena kava inferior.
2.2
Ureter
Terdiri
dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.
Lapisan
dinding abdomen terdiri dari:
- Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
- Lapisan tengah lapisan otot polos
- Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan
didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk
ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal
dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa.
Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya
ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke
bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka
iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium
dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di
belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum
pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup
olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri hipogastrikabagian dalam
nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada
bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk
mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang
oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter
berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut
lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas
dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh
akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika
urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan
berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian
atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter
didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini
menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter
mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari
ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis
diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke
vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm
2.3 Vesika urinaria
Vesika
urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih
seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis medius.
Bagian
vesika urinaria terdiri dari:
- Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.
- Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
- Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding
kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis
(lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik
iliaka interna dan eksterna.
2.3.1 Lapisan otot vesika urinaria
Lapisan
otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan
dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari
arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka
interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan
pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
2.4 Uretra
Uretara
merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
2.4.1 Uretra pria
Pada
laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis
panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
- Uretra prostatia
- Uretra membranosa
- Uretra kevernosa
Lapisan
uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
Uretra
mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium eksterna.
Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian berikut:
Uretra
prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan
hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks
dan lebih dekat ke permukaan anterior.
Uretra
pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan
paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks
glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma
urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi
oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena
dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum transversal pelvis dan
ligamentum arquarta pubis.
Uretra
pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan
terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai
dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars
kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan simfisis
pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah
dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan
berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang
akan membentuk fossa navikularis uretra.
Oriifisium
uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling
berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil
dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra
dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di bawah
tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars uretralis).
Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar dipermukaan atas di
sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan
mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui sepanjang saluran.
2.4.2 Uretra wanita
Uretra
pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis
(sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya
sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini
menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara
ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene)
yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran
ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita
jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat
oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan
ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan
kavernosus.
Sistem
perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih).
Adapun
susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah
ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa
saja terjadi gangguan-gangguan. Terperinci, gangguan-gangguan itu adalah
sebagai berikut.
2.5.1 Infeksi
Saluran Urogenital
Infeksi
saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula
disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila sedang
terpasang kateter. Pada saluran urogenital ini, dapat terjadi penyakit,
seperti:
1.
Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran
kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria, karena pada wanita
muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor resiko sistitis adalah
bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter,
keadaan-keadan obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila berlanjut, akan
menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal, yang disebut
dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan merasakan keluhan seperti disuria
(nyeri saat miksi), sering berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan sakit di
atas daerah suprapubis.
2.
Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis
ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini adalah kuman yang berasal dari
kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut
dan ada yang menahun. Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis
yang disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi
papila senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis
yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi
aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut
ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.
2.5.2 Penyakit
Glomerular
1.
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring oleh
Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala
yaitu edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai
dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk
antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini
dapat menyebabkan gagal ginjal.
2.
Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis
dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah albuminaria
(>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas
membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan
edema generalisata.
2.5.3 Obstruksi Saluran Kemih
Obstruksi
saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan tumor ginjal.
Gangguan obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi
hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak diatasi.
1.
Hipertrofi Prostat
Penyebabnya
diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang terjadinya dengan
meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam darah dan
membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol
adalah steroid yang memiliki sifat-sifat estrogenik. Ia biasanya bekerja sama
dengan androgen, namun dapat bekerja independen dengan menimbulkan efek
berlawanan dengan androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama
menghasilkan hiperplasia prostat. Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron
plasma menurun, namun hipertrofi prostat sudah dapat timbul 10-20 tahun sebelum
adanya penurunan kadar plasma itu.
2.5.4
Gagal
Ginjal
Penyakit
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri.
Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa,
terlebih pada kaum lanjut usia.
1. Gagal
Ginjal Akut
Gagal
ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun dengan
cepat dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal tidak lagi
mengekskresikan produk limbah metabolisme, biasanya karena hipoperfusi ginjal.
Laju filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat menyebabkan azotemia
(uremia) yaitu:
• Peningkatan produk limbah
nitrogen dalam darah (kreatinin serum dan nitrogen urea darah/BUN (Blood Urea
Nitrogen)
Gejala
dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan elektrolit,
anemia, azotemia (peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea dalam darah akibat
pemecahan protein otot dan ketidakmampuan mengekskresikan metabolit).
Beberapa
masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan yang melukai ginjal.
Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan kegagalan ginjal secara tiba-tiba.
Beberapa obat dan racun dapat menghentikan pekerjaan ginjal. Penurunan fungsi
ginjal secara tiba-tiba ini disebut sebagai kegagalan ginjal akut (acute renal
failure/ARF). ARF dapat mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal secara permanen.
Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara berat, kegagalan ginjal ini mungkin
pulih.
2. Nekrosis
Tubular Akut
Penyebab
Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin. Iskemia selama 25
menit atau kurang berakibat kerusakan ringan dan masih reversibel. Iskemia 2
jam menimbulkan kerusakan berat yang irreversibel. Nefrotoksik berupa
antibiotik (aminoglikosida, penisilin, sefalosporin, tetrasiklin, dan
sulfonamida), logam berat (sisplatin), agen radiokontras, toksin endogen
(mioglobin, hemoglobin).
3.
Gagal Ginjal Kronik
Perjalanan
gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai dengan penurunan
cadangan ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan
terakhir uremia (tahap terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai
dengan fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung progresif.
Perjalanan menuju uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang cukup lama
(beberapa tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit maka diperlukan dialisis (hemodialisis atau dialisis
peritoneal).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem
urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh
Sistem
urinaria terdiri atas:
- Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
- Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
- Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
- Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
Langganan:
Postingan (Atom)